Beranda / Pers / Siaran Pers / 08 Juni 2016

Pers

Ditopang Obligasi, PP Properti Incar Pendapatan Melonjak 200% Dalam 3 Tahun

JAKARTA – Seiring perkembangan positif sejumlah megaproyeknya, PT PP Properti Tbk. menargetkan dapat meraih pendapatan Rp4,5 triliun pada tahun 2019, atau meroket sekitar 200% dari raihan pada tahun lalu sebesar Rp. 1,5 triliun.

Sementara itu, dari sisi pemasaran, perusahaan yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham PPRO ini mematok Rp. 5,5 triliun pada tahun 2019. Target tersebut mengindikasikan pertumbuhan sekitar 189% dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp. 1,9 triliun.

“Target tersebut merupakan rencana jangka panjang perusahaan dalam 3 tahun mendatang. Kami optimistis target tersebut tercapai seiring lancarnya pembangunan megaproyek kami. Ini juga didukung oleh manajemen dan karyawan yang handal di bidangnya serta para stakeholders dan pemegang saham yang selalu memberikan dukungan positif,” kata Taufik Hidayat, Direktur Utama PP Properti.

PPRO juga mematok pertumbuhan laba bersih lebih dari dua kali lipat pada tahun 2019, yaitu menjadi Rp. 630 miliar dari Rp. 300 miliar pada tahun 2015. Kenaikan ini diharapkan ditopang oleh proyek-proyek unggulan perseroan yang tersebar di sejumlah wilayah di Tanah Air.

Sejumlah proyek tersebut antara lain, Payon Amartha Semarang, Amartha View Semarang, Pavillion Permata 2 Surabaya, Grand Kamala Lagoon, Grand Sungkono Lagoon, Grand Dharmahusada Lagoon, Gunung Putri Square Bogor, The Ayoma Apartement Serpong, serta proyek joint venture di kawasan Industri Jababeka dan Sentul City.

Seluruh proyek tersebut telah mulai dikerjakan sejak 2015, sementara dua proyek joint venture di Jababeka dan Sentul City akan dimulai pembangunannya pada tahun depan.

Dari sejumlah proyek itu, Amartha View Semarang, Grand Kamala Lagoon, Grand Sungkono Lagoon, dan Grand Dharmahusada Lagoon, merupakan proyek jangka panjang yang pengerjaannya ditargetkan rampung sepanjang 2020-2035.Proyek ini diharapkan akan menjadi penopang kinerja PPRO dalam jangka panjang.

Dengan pembangunan sejumlah proyek itu, PPRO menargetkan dapat memiliki aset Rp. 12,4 triliun pada tahun 2019, atau meroket lebih dari dua kali lipat dari posisi aset pada tahun lalu sebesar Rp. 5,3 triliun.

Selain itu, PPRO juga akan memacu pendapatan berulang (recurring income) dari sejumlah proyek, antara lain Swiss-belhotel Balikpapan, Balcony Mall, Grand Dharmasuda Lagoon Mall, Grand Kamala Lagoon Mall, Grand Sungkono Lagoon Mall, serta Park Hotel Lombok.

Sejalan dengan target itu, PPRO berencana mengoperasikan 3 mall baru dalam tiga tahun ke depan untuk menggenjot pendapatan berulang. Ketiga mall yang akan dioperasikan perseroan berlokasi di Grand  Kamala  Lagoon  di  Kalimalang,  Bekasi  serta  Grand  Sungkono  Lagoon  dan  Grand Dharmahusada Lagoon di Surabaya.

Nilai investasi untuk mall di Grand Kamala lagoon sekitar Rp. 130 miliar, untuk mall di Grand Sungkono Lagoon dan mall di Dharmahusada lagoon masing – masing sekitar Rp. 200 miliar. Jadi, nilai investasi ke 3 mall tersebut berkisar Rp. 530 miliar.

“Saat ini kontribusi reccuring income dari 2 hotel kami, yaitu Park Hotel Jakarta dan Bandung dan 1 mall di Surabaya, masih sekitar 5%, diharapkan akan menjadi sekitar 10% dalam 3 tahun ke depan,” ungkap Taufik.

Selain itu, lembaga pemeringkat perusahaan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat idA- bagi PP Properti dengan outlook stabil. Hal ini mengindikasikan PPRO memiliki posisi yang kuat dengan dukungan dari induk usaha PT PP (Persero) Tbk. Selain itu, PPRO dinilai memiliki asset berkualitas serta lokasi proyek yang strategis dan terdiversifikasi.

PPRO berencana menerbitkan obligasi senilai Rp. 600 miliar guna membiayai belanja modal tahun 2016 yang akan dipakai untuk melanjutkan ekspansi megaproyek-megaproyek milik perseroan. Rencana ekspansi Perseroan akan memanfaatkan belanja modal yang pada tahun ini dialokasikan Rp. 1,2 triliun.

Secara lebih rinci, Taufik menjelaskan sekitar Rp. 600 miliar dari belanja modal pada tahun ini akan digunakan untuk menambah cadangan lahan baru. Menurutnya, penambahan lahan ini penting dilakukan untuk mendukung pertumbuhan kinerja yang berkesinambungan di masa yang akan datang, melalui pembangunan proyek-proyek terbaru baik itu residensial maupun produk properti lainnya.