Beranda / Pers / Pers / 11 Februari 2020

Pers

Kinerja PPRO Tetap Kinclong

Jakarta, 30 Juli 2018 – Peningkatan kinerja dengan tetap fokus pada kesehatan keuangan menjadi prioritas utama jajaran manajemen PT PP Properti Tbk. (“PPRO”). Seiring dengan datangnya kepercayaan investor asing asal Dubai ke Surabaya beberapa pekan lalu, marketing sales PPRO pun turut terangkat. Sampai dengan Semester I tahun 2018 tercatat Rp 2.7 triliun pencapaian marketing sales dengan prosentase kenaikan sebesar 80% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Marketing sales disokong dari residential sekitar 90% dan commercial (hospitality dan shopping mall) sekitar 10%. Proyek-proyek residential diantaranya Grand Kamala Lagoon, Grand Sungkono Lagoon, Grand Shamaya, Grand Dharmahusada Lagoon, Ayoma, Amarta View, Begawan, dll. Sedangkan commercial diantaranya Park Hotel Jakarta, Park Hotel Bandung, Swissbel Hotel Balikpapan, Kaza City dan Mall Lave GKL.

Tercatat sampai dengan Semester I-2018 Perseroan berhasil memperoleh laba bersih sebesar Rp 188 miliar atau tumbuh 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 163 Miliar. Selain itu untuk peningkatan dari kacamata arus kas masih tetap kuat, sehingga mendorong tercapainya posisi Neraca keuangan yang sehat. Rasio utang berbunga terhadap ekuitas (DER) pada posisi Juni 2018 adalah 0.75 kali dengan current ratio 2.69 kali dan peningkatan sebesar 32% di total asset dari Rp 10.71 triliun di Semester I-2017 menjadi Rp 14.19 triliun, posisi ini menunjukkan tingkat leverage Perseroan yang sangat terkendali.

“Pada semester II-2018 diharapkan kami akan menerima pembayaran atas transaksi Bulk Sell yang muncul di Semester I-2018 dengan perkiraan nilai Rp 756 miliar. Ditambah dengan sisa dana dari hasil penerbitan obligasi kemarin, kami yakin dapat memenuhi komitmen kami kepada konsumen dan pemegang saham dalam menghasilkan progress produksi yang luar biasa dari landbank maupun proyek yang ada”, lanjut Taufik.

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, tahun ini Perseroan hanya menyiapkan belanja modal Rp 1.8 triliun, dimana sekitar 75% diantaranya akan digunakan untuk pembayaran cicilan lahan Perseroan dan sisanya untuk pengembangan hotel dan mall juga setoran modal anak usaha. Sampai dengan Juni 2018 sudah terserap sekitar 40% dari total belanja modal tahun ini. “Sebagian besar belanja modal kami prioritaskan membayar cicilan landbank, kalaupun ada hutang sifatnya hanya untuk refinancing. Dengan begitu rasio keuangan akan terkendali dimana hutang berbunga akan diminimalisir”, lanjut Taufik.

“Tahun ini kami menargetkan top line marketing sales mencapai Rp 3.8 triliun, sedangkan untuk bottom line ditargetkan berkisar Rp 510-530 miliar. Kami sangat optimis dengan target itu, rencana di semester II-2018 kami akan melaunching beberapa produk baru, diantaranya apartemen di kawasan Kertajati, Entrance Suramadu, launching tower baru Grand Kamala Lagoon dan Grand Sungkono Lagoon”, tutup Taufik.