Beranda / Pers / Siaran Pers / 22 Juni 2016

Pers

PPRO, Mutiara Terpendam di Industri Properti

JAKARTA – Setelah memulai debut di lantai Bursa Efek Indonesia pada tahun lalu, saham pengembang properti kelas menengah dan atas PT PP Properti Tbk. (PPRO) kini semakin diminati investor. Harga saham PPRO sudah meningkat 116% dari awal tahun ini Rp178 menjadi Rp386 pada penutupan pada Kamis (16/6). Bahkan, harga saham PPRO sempat mencapai rekor tertinggi di Rp398 pada tanggal 16 Juni 2016. Peningkatan harga sahamPT PP Properti Tbk. ini lebih tinggi daripada peningkatan indeks properti yang secara year-to-date hanya tumbuh 5,2%. Hal ini merefleksikan pertumbuhan penjualan dan laba PPRO yang tinggi selama kuartal I/2016.

Sebagai gambaran, sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, PT PP Properti Tbk. sukses mencetak pendapatan senilai Rp533,7 miliar atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp387,9 miliar. Peningkatan pendapatan usaha terjadi baik di penjualan realti yang naik 35% menjadi Rp505,7 miliar maupun di pendapatan properti (recurring income) yang naik 89,6% menjadi Rp 28 miliar.

Seiring dengan kenaikan pendapatan, laba bersih PT PP Properti Tbk. meningkat 12,8% secara tahunan menjadi Rp90,61 miliar hingga kuartal I tahun 2016. Raihan pendapatan dan laba bersih ini sudah sejalan dengan target Perseroan. Pencapaian pendapatan hingga kuartal pertama tahun 2016 ini tercatat 29,5% dari target pendapatan yang ditetapkannya untuk tahun ini, sementara raihan laba bersih mencapai 25% dari target laba bersih yang ditetapkan.

Sementara itu, kapitalisasi pasar PT PP Properti Tbk. kini mencapai Rp5,42 triliun, atau melonjak sekitar dua kali lipat dari sebelumnya Rp2,50 triliun pada awal tahun ini. Adapun, P/E PPRO kini telah mencapai 12 kali, lebih tinggi dibandingkan akhir tahun lalu, yang mengindikasikan pasar telah mulai mengapresiasi PPRO dengan lebih baik. Sejumlah sekuritas pun memandang positif terhadap saham PPRO. Sebagai contoh, OCBC Sekuritas memberikan target harga Rp500 dengan rekomendasi BUY. Adapun, menurut Trimegah Securities, apartemen kelas menengah yang berlokasi didaerah BoDeTaBek yang tengah dikerjakan PPRO diperkirakan mendominasi keseluruhan transaksi penjualan dan berkontribusi lebih dari 50% dari total penjualan perseroan pada tahun 2016.

Hal tersebut terjadi dikarenakan tingginya harga tanah di Jakarta. Produk-produk yang ditawarkanPT PP Properti Tbk. juga berada pada segmentasi harga yang sesuai dengan tren permintaan saat ini, yaitu segmen menengah. Dari segi lokasi, produk PPRO diuntungkan oleh dibangunnya Light Rail Transit, yang juga diharapkan akan menjadi stimulus bagi peningkatan harga jual di masa mendatang maupun tingkat penyerapan dari proyek unggulan PPRO, Grand Kamala Lagoon, yang berlokasi di Bekasi dan akan memiliki akses yang mudah menuju fasilitas transportasi umum tersebut.

Melemahnya ekonomi domestik dan global memang berimbas negatif terhadap industri properti di Tanah Air. Namun,PT PP Properti Tbk. termasuk salah satu perusahaan properti yang membukukan pertumbuhan penjualan yang positif selama tahun 2015. Pada tahun tersebut, penjualan PPRO tumbuh di atas rata-rata industri dan bahkan membukukan pertumbuhan penjualan tertinggi di industri, yakni 154% secara year-on-year. Selain itu, tingkat leverage PPRO termasuk yang paling rendah di industri dengan Debt to Equity Ratio (DER) di level 0,14 kali dan Net Debt to EBITDA masih negatif 0,02 kali. Hal ini memperlihatkan bahwa PT PP Properti Tbk. masih memiliki ruang yang besar untuk terus berekspansi dan merealisasikan sejumlah megaproyek yang tengah dikerjakan saat ini.

Unduh File – 143KB